MENGUTAMAKAN MASYARAKAT DIBANDING KEPENTINGAN NEGARA

  • 09 November 2023
  • 01:08 WITA
  • Administrator
  • Berita

Pascasarjana UIN Alauddin Makassar pada hari Kamis, 9 Nopember 2023 melaksanakan Kuliah Umum dengan menghadirkan pembicara Prof. Dr. Nasr Mohammed Arif dari Cairo University. Beliau membawakan materinya dalam tema "Turats dan Tradisi Literasi Politik dalam Lintasan Sejarah Intelektual Muslim" yang dimoderatori oleh Dr. Awal Muqsith, Lc. M.Phi. Dosen Pascasarjana UIN Alauddin Makassar. Kegiatan ini berlangsung di Lantai 4 Ruang Rapat Senat di gedung Rektorat UIN Alauddin Makassar. 

Dalam paparannya beliau menyatakan bahwa dalam konsep politik Islam, masyarakat atau kepentingan warga negara harus didahulukan daripada negara. Hal ini bertentangan dengan pandangan kelompok Islamisme yang telah membangun paradigma di mana negara lebih penting daripada masyarakat. Guru Besar Ilmu Politik Universitas Cairo, mengatakan bahwa fungsi pemerintahan Islam harus memberikan perlindungan bagi masyarakat dan menghadirkan keadilan dan kesejahteraan.

"Fungsi dari pemerintahan islam dalam berbagai sistem pemerintahannya, pertama dapat memberikan pertahanan, kedua bagaimna sebuah negara tercipta kedamaian, yang ketiga penegakan keadilan, ke empat bagaimana Islam mampu memberikan perlindungan kepada masyarakat miskin," ucapnya. Lebih lanjut, pakar politik Islam itu menuturkan, aliran Islamisme yang muncul akhir-akhir ini membangun kesalahan berpikir bagi masyarakat.

"Kesalahan berpikir gerakan-gerakan politik Islam adalah mendahulukan negara di atas masyarakat, permasalahannya adalah kelompok Islamis sekarang seperti Ikhwanul muslimin dan HTI berinteraksi dengan turats fiqih siasah, yang menempatkan negara sebagai pengatur seluruh aktivitas masyarakat," pungkasnya.

"Negara dalam literasi politik Islam, bukanlah negara atau pemerintahan yang diadopsi dari Eropa yang dikonteskan dalam Islam, contoh institusi Islam yang berhasil membangun masyarakat tanpa intervensi negara, ada di bidang waqaf untuk memberi jaminan sosial kesejahteraan. Ironisnya paradigma kelompok Islamis sekarang diubah menjadi konsep negara yang bersifat powerfull," pungkasnya.